Sabtu, 23 Agustus 2014

cerpen

Cinta Mirip Keju

            Kupandangi disekitar aku berpijak, di atas lantai kumuh yang penuh kerak disetiap sela yang tak kunjung renggang dan udara yang tercium anyir seamis bau ikan mati. Seekor tikus yang dimulutnya menggigit sepotong keju, sedang mengintai keadaan seolah nyaman dengan keadaan disekitarnya, dengan melahap sepotong keju yang pasti ia dapatkan  di tong-tong sampah canteen sekolahku itu. Aku merasa tidak nyaman di sekolahku itu, karena dimana-mana mudah untuk bertemu dengan tikus yang sangat menjijikkan dan selalau membawa sepotong keju asin yang katanya terbuat dari susu dan mentega itu. Aku duduk di bangku sekolah menengah atas yang tak terlalu tua untuk umurku yang sebentar lagi akan 17 tahun, masa alay memang udah lewat tapi aku masih jadi anak ababil alias labil, tapi aku tetap fine-fine saja. Karena memang inilah aku dan apa adanya aku, aku memang agak lebay di dunia maya sampai-sampai aku tau semacam chat di internet, mulai dari facebook yang udah lama booming, twitter yang lama ngicaunya kalau gak ada temen mention, skype yang ngobrol sama adminya doang, nyari stanger di omegle video yang rata-rata otaknya mesum, chatous yang kalau ada stranger bunyinya kayak jam weker “tringgggggggggg!!” syuttt!! Berisik dan satu lagi chat-id yang bikin gila nanya sama orang yang pastinya gak nyata dan kata pertama yang di ketik adalah m/f ?.  Itulah aku yang kadang menyendiri bukan karena nonton film bokep, tapi bukak tuh segala tempat seru chat yang emang ada yang kagak booming, dan beberapa temen aku sempet bilang kalau aku aneh karena gaya aku yang sok belagu. 
Namanya aja anak ABG  mumpung masih muda manfaatin untuk seneng-seneng. Aku tinggal dirumah tanteku  yang punya anak seumuran aku anak terkepo dan paling nyebelin dan paling gila “Ayu” namanya musuh terbesar disekolah dan dirumah. Mirip kayak kucing sama hewan yang menjijikkan disekolahku yaitu tikus kalau lagi berantem. Malam itu bertepatan pada malam sabtu, malam bagiku yang penuh dengan kesenangan dan i’m feel free “hahaha”. Aku lagi boring  malam itu jadi Cuma pengen buka chatous aja, kebiasaan aku sih kagak pernah ngasih tau nama asli sama foto aku ke stranger itu. Saat ke sekian kalinya aku search eh muncul stranger dengan nama Aaron yang tinggal di Surabaya dan kuliah di ITS dan umurnya juga gak beda jauh sama aku yaitu 18 tahun. Percakapan pertama dia yang memulai “hai” aku jawab “hai” stranger typing “ asal mana lo? Boleh minta picture kagak?” aku bales “Jakarta, boleh tapi gantian ya?” stranger typing “ooh jkt, oke deh” gue bales “wait, tuh udah” stranger typing “nice” dan percakapan  terus berlanjut sampai-sampai Aaron meminta nomer handphone dan facebook serta twitter ku. Tetapi aku kan bohong jadi terpaksa aku buat facebook palsu untuk ngibulin tuh orang. Beberapa jam kemudian aku off, dan lanjut lewat sms aku tetep ngaku kalau aku pake nama palsu dan kemaren foto yang udah aku kirim adalah foto palsu “hahha”. Setiap malam setelah sholat magrib sampai tengah malam aku sibuk smsan sampai aku pernah memutuskan untuk menelponnya, karena aku takut kalau Aaron itu hanya bohongan tapi ternyata tidak “sumpah aslee bener tuh suaranya” dan aku mulai ada rasa kepadanya. Aku memutuskan untuk mengaku bahwa kemaren foto dan namaku bukan yang real aku hanya bohongan saja dan hanya untuk kesenangan semata. Tetapi apalah daya jika memang cinta seperti keju yang asin tapi dibuat dari susu yang manis pada kenyataanya, malam itu dia telah mengetahui siapa aku sebenarnya dan dia tetap baik padaku dan perhatianya membuat aku semakin cinta. Setelah sholat isya’ aku melihat handphone ku yang tak ada satupun sms darinya sehingga aku memutuskan untuk mendahului smsnya, pada teks yang aku ketik bukan menanyakan apa kabar? Atau ucapan selamat malam?, Tetapi aku membuat sebuah kalimat yang menurutku aku tak sadar dengan apa yang aku ucapkan itu “aku ibarat daun kering yang terombang-ambing ditiup angin dan jatuh tepat dihadapanmu, entah saat ini apa yang aku rasakan aku tak ingin mengenal siapa dirimu dan namamu karena itu hanya mengisahkan sebuah rasa rindu dan kini aku terjebak dalam sebuah drama kisah kehidupan yang nyata” dan beberapa menit kemudian Aaron membalas “wah gue dikasih kata-kata nih makasih ya” aku bales “sama-sama Aaron”  kemudian dibalasnya kembali “mulai sekarang jangan terlalu sering sms gue ya gue lagi sibuk entar gue ke ganggu lagi hehe” aku bales “iya sorry deh kalau gitu”. Mulai saat itu aku sekalipun tak pernah menghubunginya lewat facebook, twitter maupun sms. Sesekali terbesit untuk stalk akun-akunnya nyesek rasanya. Mungkin rasa yang dulu dibangun dengan penuh harapan dan suka cita ibarat manisnya susu ternyata telah bercampur dengan mentega sehingga menghasilkan rasa yang saat ini aku rasain ASIN rasanya mirip kayak dikacangin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar