Cinta
Mirip Keju
Kupandangi disekitar aku berpijak, di atas lantai kumuh
yang penuh kerak disetiap sela yang tak kunjung renggang dan udara yang tercium
anyir seamis bau ikan mati. Seekor tikus yang dimulutnya menggigit sepotong
keju, sedang mengintai keadaan seolah nyaman dengan keadaan disekitarnya,
dengan melahap sepotong keju yang pasti ia dapatkan di tong-tong sampah canteen sekolahku itu. Aku merasa tidak nyaman di sekolahku itu,
karena dimana-mana mudah untuk bertemu dengan tikus yang sangat menjijikkan dan
selalau membawa sepotong keju asin yang katanya terbuat dari susu dan mentega
itu. Aku duduk di bangku sekolah menengah atas yang tak terlalu tua untuk
umurku yang sebentar lagi akan 17 tahun, masa alay memang udah lewat tapi aku
masih jadi anak ababil alias labil, tapi aku tetap fine-fine saja. Karena
memang inilah aku dan apa adanya aku, aku memang agak lebay di dunia maya
sampai-sampai aku tau semacam chat di
internet, mulai dari facebook yang
udah lama booming, twitter yang lama ngicaunya kalau gak
ada temen mention, skype yang ngobrol sama adminya doang,
nyari stanger di omegle video yang
rata-rata otaknya mesum, chatous yang
kalau ada stranger bunyinya kayak jam
weker “tringgggggggggg!!” syuttt!!
Berisik dan satu lagi chat-id yang
bikin gila nanya sama orang yang pastinya gak nyata dan kata pertama yang di
ketik adalah m/f ?. Itulah aku yang kadang menyendiri bukan karena
nonton film bokep, tapi bukak tuh segala tempat seru chat yang emang ada yang kagak booming,
dan beberapa temen aku sempet bilang kalau aku aneh karena gaya aku yang sok
belagu.
Namanya aja anak ABG mumpung masih muda manfaatin untuk seneng-seneng.
Aku tinggal dirumah tanteku yang punya
anak seumuran aku anak terkepo dan paling nyebelin dan paling gila “Ayu”
namanya musuh terbesar disekolah dan dirumah. Mirip kayak kucing sama hewan
yang menjijikkan disekolahku yaitu tikus kalau lagi berantem. Malam itu
bertepatan pada malam sabtu, malam bagiku yang penuh dengan kesenangan dan i’m feel free “hahaha”. Aku lagi
boring malam itu jadi Cuma pengen buka chatous aja, kebiasaan aku sih kagak
pernah ngasih tau nama asli sama foto aku ke stranger itu. Saat ke sekian kalinya aku search eh muncul stranger dengan
nama Aaron yang tinggal di Surabaya dan kuliah di ITS dan umurnya juga gak beda
jauh sama aku yaitu 18 tahun. Percakapan pertama dia yang memulai “hai” aku
jawab “hai” stranger typing “ asal mana
lo? Boleh minta picture kagak?” aku bales “Jakarta, boleh tapi gantian ya?” stranger typing “ooh jkt, oke deh” gue
bales “wait, tuh udah” stranger typing “nice” dan percakapan terus berlanjut sampai-sampai Aaron meminta
nomer handphone dan facebook serta twitter ku. Tetapi aku kan bohong jadi terpaksa aku buat facebook palsu untuk ngibulin tuh orang.
Beberapa jam kemudian aku off, dan lanjut lewat sms aku tetep ngaku kalau aku
pake nama palsu dan kemaren foto yang udah aku kirim adalah foto palsu “hahha”.
Setiap malam setelah sholat magrib sampai tengah malam aku sibuk smsan sampai
aku pernah memutuskan untuk menelponnya, karena aku takut kalau Aaron itu hanya
bohongan tapi ternyata tidak “sumpah aslee bener tuh suaranya” dan aku mulai
ada rasa kepadanya. Aku memutuskan untuk mengaku bahwa kemaren foto dan namaku
bukan yang real aku hanya bohongan
saja dan hanya untuk kesenangan semata. Tetapi apalah daya jika memang cinta
seperti keju yang asin tapi dibuat dari susu yang manis pada kenyataanya, malam
itu dia telah mengetahui siapa aku sebenarnya dan dia tetap baik padaku dan perhatianya
membuat aku semakin cinta. Setelah sholat isya’ aku melihat handphone ku yang tak ada satupun sms darinya sehingga aku memutuskan
untuk mendahului smsnya, pada teks yang aku ketik bukan menanyakan apa kabar?
Atau ucapan selamat malam?, Tetapi aku membuat sebuah kalimat yang menurutku
aku tak sadar dengan apa yang aku ucapkan itu “aku ibarat daun kering yang
terombang-ambing ditiup angin dan jatuh tepat dihadapanmu, entah saat ini apa
yang aku rasakan aku tak ingin mengenal siapa dirimu dan namamu karena itu
hanya mengisahkan sebuah rasa rindu dan kini aku terjebak dalam sebuah drama
kisah kehidupan yang nyata” dan beberapa menit kemudian Aaron membalas “wah gue
dikasih kata-kata nih makasih ya” aku bales “sama-sama Aaron” kemudian dibalasnya kembali “mulai sekarang
jangan terlalu sering sms gue ya gue lagi sibuk entar gue ke ganggu lagi hehe”
aku bales “iya sorry deh kalau gitu”. Mulai saat itu aku sekalipun tak pernah
menghubunginya lewat facebook, twitter maupun sms. Sesekali terbesit untuk stalk akun-akunnya nyesek rasanya.
Mungkin rasa yang dulu dibangun dengan penuh harapan dan suka cita ibarat
manisnya susu ternyata telah bercampur dengan mentega sehingga menghasilkan rasa
yang saat ini aku rasain ASIN rasanya mirip kayak dikacangin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar